PENDAHULUAN
Keluhan nyeri pada lutut bukanlah sesuatu yang jarang ditemukan dalam dunia medis. Literatur barat bahkan menyebutkan 1 dari 4 orang pernah mengalami nyeri lutut. Secara statistik nyeri lutut lebih sering terjadi pada wanita di usia produktif dan dapat terjadi pada atlet maupun mereka yang bukan atlet. Gangguan yang ditimbulkan bervariasi dari nyeri ringan sampai tidak mampu berjalan.
Kelainan ini sebenarnya mudah dikenali tetapi kadang disepelekan oleh sebagian pasien, sehingga tingkat kekambuhannya cukup tinggi. Sebaliknya sebagian pasien yang lain begitu mencemaskan nyeri lutut yang mereka alami, menebak-nebak sendiri bahwa penyebabnya dikarenakan pengapuran sendi, kurangnya minyak sendi dan lain sebagainya sehingga akhirnya mengambil tindakan-tindakan pengobatan yang tidak tepat. Pada umumnya pasien kemudian datang ke dokter pada saat nyeri sudah sedemikian mengganggu.
Nyeri lutut bisa disebabkan oleh banyak hal: patellofemoral pain syndrome (PFPS), osteoarthritis, penyakit rematik (Gout arthritis, rheumatoid arthritis), trauma (rupture ACL, meniscal tear) dan lain sebagainya. Dari sekian banyak penyebab tersebut, PFPS merupakan penyebab nyeri lutut yang paling sering ditemukan.
Artikel ini ditulis untuk menambah wawasan pembaca mengenai terjadinya nyeri lutut, bagaimana mengurangi nyeri lutut dan mencegah kekambuhan nyeri lutut akibat PFPS. Dengan wawasan tersebut diharapkan pembaca memiliki paradigma yang lebih tepat mengenai nyeri lutut akibat PFPS sehingga tidak menyepelekan atau sebaliknya justru terlalu takut dengan kelainan ini.
ANATOMI LUTUT
Untuk memahami terjadinya nyeri lutut ada baiknya kita mengenali anatomi lutut secara sederhana. Lutut terdiri dari 2 macam sendi: sendi patellofemoral dan sendi tibiofemoral. Penulisan ini difokuskan ke sendi patellofemoral, dimana keluhan nyeri lutut di usia produktif lebih sering disebabkan oleh sendi ini.
Tempurung lutut kita, atau nama latinnya dikenal sebagai patella, berfungsi sebagai pengungkit paha bawah. Tulang kecil ini bergerak di alur yang berada di atas permukaan tulang paha (femur). Pergerakan ini disebut patellar tracking.
Berikut gambar anatomi sendi lutut:
Patellar tracking sangat dipengaruhi oleh keseimbangan otot yang bekerja di lutut. Berikut gambar anatomi otot lutut:
Dari gambar diatas dapat dilihat keseimbangan lutut dipengaruhi oleh gaya yang menarik lutut ke arah atas (m. rectus femoris), bawah (patellar tendon), luar (m .vastus lateralis) dan dalam (m. vastus medialis). .
Bisa dikatakan bahwa otot vastus medialis memegang peran krusial dalam menjaga keseimbangan. Hal ini dikarenakan gaya yang bekerja ke arah atas (m. rectus femoris) tidak murni menarik lutut ke arah atas, tapi cenderung ke arah atas luar. Karena kondisi inilah otot yang menjaga keseimbangan gaya di sisi dalam harus bekerja ekstra untuk menyeimbangkan tarikan otot dari arah atas dan luar.
Bila otot sisi dalam tidak mampu menyeimbangkan gaya di lutut maka akan terjadi gangguan pergerakan tempurung lutut di atas alurnya. Patella akan cenderung tertarik ke sisi luar dan menekan permukaan tulang paha. Kondisi inilah yang menyebabkan timbulnya nyeri.
Dalam pengalaman kerja penulis, banyak pasien yang mengalami nyeri lutut akibat PFPS memiliki riwayat yang serupa. Banyak pasien yang mengalami nyeri lutut pada saat sedang memulai berolahraga lagi setelah lama tidak berolahraga. Mereka berolahraga dengan bobot yang sama pada saat berolahraga rutin sebelumnya, padahal ototnya belum terbiasa kembali. Ada juga yang disebabkan karena meningkatkan beban olah raga secara drastis, misalnya biasanya berlari 5 km lalu mencoba meningkatkan jarak tempuh larinya menjadi 10 km secara langsung, tidak secara bertahap.
Banyak juga ibu-ibu yang mengeluh nyeri lutut terutama setelah musim liburan. Pada umumnya hal ini terjadi pada ibu-ibu yang biasanya bekerja sebagai penjaga toko atau bekerja di kantor dan lebih banyak duduk, mendadak harus banyak berjalan saat berwisata, bermain dengan cucu, mengerjakan pekerjaan rumah dan sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan durasi, intensitas dan frekuensi aktivitas yang menggunakan sendi lutut berhubungan erat dengan timbulnya nyeri.
Nyeri lutut yang ditandai dengan pembengkakan lutut, lutut yang panas dan kemerahan atau lutut yang seperti terkunci bukanlah nyeri lutut akibat PFPS. Kondisi ini akan mendapat penanganan yang berbeda dari terapi yang akan dipaparkan pada penulisan ini.
TERAPI
Prinsip terapi nyeri lutut akibat PFPS adalah mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot.
Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan untuk terapi:
1. Saat nyeri timbul, berikan kompres es (jangan kompres hangat) selama 15 menit dan dapat diulang sesering mungkin. Apabila masih nyeri, bisa digunakan obat penghilang nyeri berupa salep ataupun tablet yang dijual bebas dan pastikan bagaimana cara penggunaan obat tersebut.
2. Hindari aktivitas yang membebani sendi lutut seperti berlari, jongkok dan naik turun tangga. Untuk pasien yang aktif berolahraga , gunakan prinsip “start low go slow“. Mulai dengan bobot yang rendah dan tingkatkan beban secara bertahap.
3. Apabila nyeri sudah berkurang, latihlah kekuatan dan kelenturan otot paha untuk mencegah timbul nyeri berulang. Latihan kekuatan otot paha atas secara sederhana dapat dilakukan dengan bersepeda statis. Harus diingat, posisi duduk harus dipasang setinggi mungkin. Hal ini dimaksudkan untuk melatih kekuatan otot paha atas sisi dalam.
Contoh lain latihan penguatan paha atas:
5. Bila didapati adanya telapak kaki rata (flat foot), penggunaan bantalan kaki (foot orthosis) yang dibuat khusus atau dijual bebas dapat dianjurkan.
PROGNOSIS
Kelainan ini memiliki angka kesembuhan yang sangat baik. Angka kekambuhanpun akan jauh menurun bila pasien rajin melatih kekuatan dan kelenturan otot secara mandiri. Perlu diingat bahwa kesembuhan tidak dapat dicapai dalam semalam. Perlu proses dan waktu. Biasanya nyeri akan berangsur-angsur hilang setelah 1-2 bulan.
Bila pasien tidak sanggup berkomitmen untuk berlatih secara mandiri, pasien dapat berkonsultasi dengan dokter dan menggunakan jasa fisioterapis.
Sudah hampir 20 tahun dengkul saya terutama dibagian tempurung sering terasa ngilu & nyeri. Dulu waktu kecil biasanya cuma dipijat oleh ayah tapi semakin bertambah usia sakit, ngilu & nyeri tersebut tidak bisa diobati hanya dengan pijatan, perlu juga tambahan obat luar seperti parem kocok atau counterpain, pokoknya apapun yang terasa panas. Namun semakin kesini obat2 tersebut juga tidak terlalu berpengaruh ketika sakit itu tiba. Yang biasanya malam baru terasa sakit, sekarang bisa datang kapan saja. Kadang saya suka meminta istri saya untuk menginjak lutut saya ketika sakit. Karena sakit yang terasa jika ditambah dengan beban, walaupun sakit, tapi ntah kenapa terasa lebih baik daripada tanpa beban diatas lutut. Setelah dinjak selama hampir 5 menit, lutut saya tekuk lalu diluruskan. Ketika itu dilakukan terdengar suara seperti tulang beradu. Terdengar suara " bletak!" Sakit tapi melegakan, ntah kenapa. Semakin keras & nyaring suara itu dikluarkan oleh ntah bagian lutut yang mana (menurut saya dari tempurung), maka semakin melegakan. Tidak menghilangkan rasa sakit, ngilu & nyeri, tapi setidaknya saya bisa tertidur. Apa yang sebenarnya terjadi pada lutut saya?
Sudah hampir 20 tahun dengkul saya terutama dibagian tempurung sering terasa ngilu & nyeri. Dulu waktu kecil biasanya cuma dipijat oleh ayah tapi semakin bertambah usia sakit, ngilu & nyeri tersebut tidak bisa diobati hanya dengan pijatan, perlu juga tambahan obat luar seperti parem kocok atau counterpain, pokoknya apapun yang terasa panas. Namun semakin kesini obat2 tersebut juga tidak terlalu berpengaruh ketika sakit itu tiba. Yang biasanya malam baru terasa sakit, sekarang bisa datang kapan saja. Kadang saya suka meminta istri saya untuk menginjak lutut saya ketika sakit. Karena sakit yang terasa jika ditambah dengan beban, walaupun sakit, tapi ntah kenapa terasa lebih baik daripada tanpa beban diatas lutut. Setelah dinjak selama hampir 5 menit, lutut saya tekuk lalu diluruskan. Ketika itu dilakukan terdengar suara seperti tulang beradu. Terdengar suara " bletak!" Sakit tapi melegakan, ntah kenapa. Semakin keras & nyaring suara itu dikluarkan oleh ntah bagian lutut yang mana (menurut saya dari tempurung), maka semakin melegakan. Tidak menghilangkan rasa sakit, ngilu & nyeri, tapi setidaknya saya bisa tertidur. Apa yang sebenarnya terjadi pada lutut saya?
terimakasih infonya sangat bermanfaat, dan jangan lupa kunjungi web kami http://bit.ly/2Nt4N9P
sy laki2 umur 48thn, sy mengalami macet pada sendi lutut, macetnya dalam kondisi serengah duduk, jika berdiri lutut tidak bisa lurus, posisinya tetep bertekuk, sy penderita diabetes, kala itu diabet sy 340, awal kejadiannya sy jatuh, dn terjadi lumpuh sampek 15bulan, bulan ke16 mulai bisa duduk, dan sekarang sudah 20bulan, nah keluhan sy lutut tidak bisa di tegakkan, sy berdiri seperti orang mau duduk, di kala waktu sy belum bisa berdiri kaki selalu tertekok sehingga lutut tidak bisa di luruskan, nah dari cerita di atas sy mohon bantuannya untuk menemukan jalan sembuh, trimakasih.
kalau menurut saya sih, coba suplemen Nature’s Own Odourless Fish Oil, soalnya memang vitaminnya bisa ngurangi sakit, pencegahan juga dan hasilnya sendinya kuat coba liat disini https://suntikorine.com/vitamin-kesehatan-persendian-jantung-otak-natures-own-odourless-fish-oil-1000mg/